PEMBUKAAN KAMPUS III IAIN MATARAM DILOMBOK TIMUR TIDAK STRATEGIS

Heri Hadi Saputra, M.Pd.
Ketua Pemuda NW Lombok Timur

Komitmen pemerintah kabupaten Lombok Timur (Lotim) membentuk perguruan tinggi digumi patuh karya semakin nyata. Pasalnya bupati lombok timur telah membentuk komite untuk mewujudkan mimpi itu. Komite ini dibentuk untuk membuka kampus III IAIN mataram (lombok post, 26 mei 2011). Selain itu adanya komitmen dari pemerintah daerah dalam bentuk pemberian fasilitas gedung dan dana sharing sebesar Rp. 450 jt merupakan wujud dukungan serius pemkab Lotim. Pada prinsipnya setiap bentuk ikhtiar guna meningkatkan IPM Lombok Timur termasuk dengan membuka perguruan tinggi adalah baik namun sesunggunya perlu dipertimbnagkan beberapa hal yang terkait degan kultur, organisasi, dan terutama kebutuhan daerah lombok timur sendiri. Keinginan untuk memiliki perguruan tinggi negeri dilotim tidak boleh terlepas dari analisis akan kebutuhan dan proyeksi perkembangan daerah kedepan sehingga apa yang dilakukan saat ini bernar-benar memberikan kemanfaatan serta sumbangsih yang berarti bagi perkembangan daerah lombok timur sendiri.

Terlepas dari beberapah hal  tersebut diatas sesungguhnya pembukaan kampus III IAIN mataram dilombok timur sangatlah tidak strategis dikarenakan beberapa hal:

Pertama; Program yang akan dibuka tidak  relevan dengan kondisi daerah saat ini.

Saat ini Lombok Timur masih dibelit dengan tumpukan permasalahan dan belum bisa melepaskan diri mulai dari IPM yang hanya berada pada angka 7 dari 10 kabupaten kota di NTB, buta aksara terbanyak, kemiskinan terbanyak tingkat kesehatan terendah dan setumpuk masalah lainnya adalah PR yang harus segera dicarikan  solusi oleh pemda. Kondisi tersebut akan berlarut-larut jika kemudian pemerintah mencoba mengalihkan konsenterasi guna membangun atau melaksanakan program-program lain yang belum jelas manfaatnya untuk masyarakat dan daerah lombok timur. Rencana membuka perguruan tinggi agama Islam dengan mengundang IAIN Mataram guna membuka kampus III dilombok timur bukanlah bentuk dari ikhtiar yang tepat saat ini karena masalah lombok timur bukanlah kurangnya guru bahasa arab, bukan kurangnya guru IPS, kurangnya jurusan BK atupun ekonomi islam. Bahkan yang disebut belakangan sudah banyak dilombok timur dan sampai saat ini belum tertampung dan termanfaatkan secara baik bahkan cenderung menumpuk.  Jaminan pemberian fasilitas gedung dan dana sharing dari pemda untuk IAIN merupakan langkah yang berlebihan karena kualitas pendidikan dasar di lotim pun saat ini tidak bisa dikatakan baik apalagi jika kita bicara masalah pendidikan lanjutan yang beberapa tahun belakangan ini seolah-olah luput dari perhatian pemerintah daerah. Pendidikan vokasi atau kejuruan yang sedang berkembang  dilombok timur saat ini merupakan gejala baik dan cukup solutif bagi tingginya tingkat pengangguran serta masih rendahnya skill masyarakat lombok timur. Kita tidak bisa menutup mata dari kenyataan bahwa kita hanya mampu mencetak pekerja kelas rendah yang hanya bisa dimanfaatkan untuk kerja-kerja kasar, kita juga tidak boleh menutup mata bahwa masyarakat kita saat ini lebih banyak yang tidak kuasa melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi.  Asumsi tetang ketidak cukupan rasio antara jumlah tamatan sekolah lanjutan  dengan jumlah perguruan tinggi kiranya harus dipikirkan kembali karena jika kita lihat kenyataan  maka hanya  satu atau dua perguruan tinggi saja yang melakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru, sisanya mengharapkan mahasiswa untuk menghidupi lembaganya.

Potret tersebut  haruslah menjadi perhatian pemerintah karena pengembangan pendidikan haruslah merupakan bagian dari aktifitas yang integratif dan terstruktur guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang bermuara pada kesejahteraan.

Kedua; Fungsi Pemda adalah membangun dan mendorong partisipasi masyarakat

Saat ini jumlah perguruan tinggi dilombok timur tidak kurang dari 19 buah dengan 10 diantaranya merupakan perguruan tinggi agama Islam. Hal ini menunjukkan bahwa partisifasi masyarakat untuk mengembangkan pendidikan dan membantu pemerintah meningkatkan IPM sangat tinggi. Partisifasi tersebut seharusnya didorong oleh pemda  dengan cara memberikan dukungan kepada perguruan tinggi agar mereka lebih baik. 

Saat ini dukungan pemerintah daerah lombok timur kepada perguruan tinggi yang ada sangatlah rendah karena hampir semua perguruan tinggi tidak pernah disentuh oleh pemda dengan bantuan apapun padahal pada masa sebelumnya APBD mengalokasikan dana bantuan pengembangan kelembagaan dan tenaga pendidik bagi perguruan tinggi dilombok timur.  Hal ini akan menjadi riskan kemudian jika pemda justeru ingin membuka perguruan tinggi apalagi perguruan tinggi islam yang jumlahnya justeru sudah banyak. Alokasi dana dari APBD sesungguhnya akan bermanfaat jika dialokasikan untuk memberikan dukungan bagi perguruan tinggi yang telah ada guna mengembangkan kafasitas lembaganya.

Ketiga; Pemda tidak mengurus perguruan tinggi

Pemerintah daerah kabupaten dan kota merupakan daerah otonom yang diberikan kewenangan unuk memanage dirinya dengan tujuan memberikan kesejahteraan serta mempermudah akses masyarakat guna mendapatkan layanan yang baik, kewenangan mengelola pendidikan  daerah serta perimbangan keuangan tidaklah termasuk kewenangan untuk mengatur perguruan tinggi. Keinginan untuk memiliki perguruan tinggi negeri tidak boleh memalingkan pemda Lotim dari tugas pokoknya sebagai organisasi penyelenggara pemerintahan yang bertugas untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Artinya pembukaan perguruan tinggi baru bukanlah hal yang tidak baik, namun saat ini juga bukan merupakan hal yang tepat.

Jika pemda fokus terhadap pendidikan maka sebaiknya membenahi kualitas pendidikn dasar maupun lanjutan yang saat ini masih rendah bahkan tingkat kelulusanya masih berada di nomor 6 dan 7 dari seluruh kabupaten kota se-NTB.
Tawaran solusi

Keinginan Pemda Lotim untuk memiliki perguruan tinggi negeri bukanlah hal yang tidak baik namun harusnya disesuaikan dengan potensi, peluang dan kebutuhan Lombok Timur. Selain itu memiliki PTN sendiri bukanlah indikator kemajuan daerah jika masyarakatanya masih banyak yang menganggur, bodoh sakit dan miskin.

Pilihan program yang rencanannya akan dibuka oleh kampus III IAIN mataram bekerjasama dengan Pemda Lotim adalah pendidikan bahasa arab, Ekonomi Islam, bimbingan  Konseling Islam serta pendidikan IPS merupakan program yang tidak kontekstual untuk Lombok Timur, mari kita lihat  dan hitung berapa alaumni jurusan tersebut yang dimiliki Lombok Timur ? berapa pergurun tinggi yang telah memiliki jurusan serupa ? berapa yang mampu diserap oleh Pemda dan instansi lain ?, tidakkah data siswa lulusan SLTA yang tidak tertampung yang konon jumlahnya belasan ribu merupaklan data lulusan yang menganggur   yang tidak mampu melanjutkan studi?, apa sesunggunya yang menjadi peluang Lombok Timur dan apa yang seharusnya disiapkan oleh pemda Lombok Timur untuk meningkatkan IPMnya ?

Serangkaian pertanyaan tersebut haruslah menjadi pertimbangan pemkab dalam mengambil kebijakan termasuk dalam hal membuka perguruan tinggi.

Jika kita melihat data saat pembukaan pandaftaran PNS untuk tiap bidang yang dicari khususnya tenaga guru jumlah pendaftar selalu lebih banyak dari kuota yang dibutuhkan. Hal ini akan berakibat pada penciptaan pengangguran baru yang justru akan menjadi beban pemda dan buka solusi.

Sebagai tawaran solusi pemerintah kabupaten lombok timur saat ini kiranya perlu mempertimbangkan beberapa hal.

Pertama ; Membuka program yang berorientasi pasar kerja.

Banyak program keahlian dan jurusan yang dibentuk diperguruan tinggi tidak memiliki landasan efistemologi yang kuat bahkan juga tidak memiliki proyeksi pasar kerja yang baik sehingga out putnya tidak terserap didunia pasar kerja. Ilmu pengetahuan adalah destinasi utama pembelajaran, dan kecerdasan tidak boleh hnaya berbentuk kognitif namun harus dibahasakan dalam bahasa sosial kemasyarakatan  yang aplikatif sehingga mampu menolong pemiliknya dan masyarakat disekitarnya menuju kehidupan yang lebih baik. Bersikap selektif dalam membuka jurusan perlu dilakukan karena jika tidak maka perguruan tinggi tidak akan mampu menjawab tantangan zaman bahkan justeru akan melahirkan masalah baru dalam kehidupan masyarakat.

Potensi yang ada dilombok timur sesungguhnya datang dari pertanian, kelautan dan jasa. Peresmian mega proyek pandan dure misalnya adalah hamparan peluang bagi lahirnya ratusan ribu lahan pertanian produktif  yang membutuhkan tenaga dengan skill yang mumpuni, potensi pariwisata dari dibukanya BIL disamping potensi yang lain. Menjadi PNS adalah mindset masyarakat saat ini, maka perlu merubah paradigma agar perdidikan diarahkan untuk tahu, untuk terampil, untuk mandiri dan untuk hidup demokratis. Jika Pemda memiliki keinginan kuat untuk membanguan Perguruan Tinggi kiranya politeknik dapat menjadi pilihan relevan.

Kedua ; Mengembangkan pendidikan kejuruan

Tingginya angka pengagguran dilombok timur saat ini disebabkan oleh rendahnya skill masyarakat. Lulus perguruan tinggi apalagi  SLTA tidaklah menjadi jaminan adanya skill yang mumpuni. Oleh karena itu sebagai upaya untuk menyiapkan tenaga-tenaga terampil kiranya pengembangan pendidikan vokasi atau kejuruan dapat dipertimbangkan karena selama ini pendidikan menengah bahkan pendidikan tinggi belum mampu menjawab permasalahan daerah apalagi ternyata banyak lulusan program lain yang juga justeru menumpuk pada sektor pendidikan. Memberikan keterampilan dan kecakapan hidup harus dimulai dari usia sedini mungkin agar dapat dihasilkan tenaga professional dibidangnya. 

Ketiga ; Membangun etos kerja dan semangat berwirausaha

Daya serap pemeritah terhadap lulusan-lulusan perguruan  tinggi saat ini sangatlah rendah dan akan semakin buruk jika kemudian pemerintah justru membuka program yang hanya akan menambah jumlah pengangguran yang ada dilombok timur. Dalam perbincangan ekomnomi sering disebutkan bahwa suatu negara atau suatu daerah akan baik jika 4 %, jumlah penduduknya berwirausaha.  Penduduk lombok timur saat ini hampir 1,5 juta jiwa, maka seharusnya untuk membuat daerah ini maju dan berkembang sehartusnya ada 60 000 orang yang berwirausaha. Perkembangan ekonomi lombok timur saat ini sudah cukup bagus tinggal mendorong kreatifitas masyarakat untuk berwirausaha dan jangan sampai peluang usaha tersebut hanya dimanfaatkan oleh orang lain lalu masyarakat lotim sendiri hanya menjadi kostumer bahkan penonton

1 komentar:

yang menjadi pertanyaan besar adalah kenapa dan bagaimana PEMKAB LOTIM melakukan regulasi

pada persoalan yang tidak berpijak pada landasan yuridis dan kultur PTAIS se-lotim yang

merupakan jelmaan keinginan masyarakat melalui wadah ORMAS masing-masing.... hari ini,

pemkab terdeteksi tidak adil dalam kebingungan,,, pasalnya, jika benar dana baza

dispekulasikan untuk sarana dan prasarana IAIN di lotim itu adalah kezaliman besar .....

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More